Pesantren Kilat TIK Diluncurkan di Bandung
Pusat pelatihan teknologi informasi dan komunikasi Bandung IT Camp (BIT Camp) diluncurkan Sabtu (3/10) di Bandung. Bit Camp merupakan salah satu percontohan "pesantren kilat" berbasiskan kolaborasi pemerintah dan industri.
Hadir dalam acara peluncuran BIT Camp ini antara lain Kepala Pusat Litbang SDM Departemen Komunikasidan Informatika RI Cahyana Ahmadjayadi, Komisioner Sisfo Indonesia Zen Rosdy Nur dan Koordinator BIT Camp Mugi Sugiarto.
Cahyana mengatakan, keberadaan BIT Camp akan melengkapi image Bandung sebagai kota kreatif, khususnya dalam bidang TIK. Apalagi, Bandung dikenal sebagai salah satu kota produsen SDM TIK terbaik di negeri ini. Keberadaan BIT Camp, ucapnya, diharapkan akan menyempurnakan kemampuan praktis para lulusan perguruan tinggi khususnya di bidang TIK.
"Selama ini, terjadi gap antara kualitas lulusan perguruan tinggi dengan demand dari perusahaan pencari kerja. Yang dibutuhkan oleh pasar ternyata bukan sekedar lulusan S1, S2 atau gelar akademis, melainkan yang sudah tersertifikasi Orace, Sisfo, dan sebagainya," tuturnya.
Untuk mampu bersaing merebut peluang kerja di bidang TIK, khususnya di luar negeri, mengandalkan ijazah perguruan tinggi tidak cukup.
"Kalau sekedar alumni ITB tidak cukup. Harus ada keunggulan-keunggulan lain, sertifikat keahlian dari vendor-vendor. BIT Camp ini menawarkan keunggulan-keunggulan ini," tutur alumnus ITB ini.
Nugi Sugiarto menuturkan, pelatihan di BIT Camp terbuka tidak hanya bagi para lulusan PT, melainkan juga SMA dan SMK. Pelatihan dibagidalam dua kategori yaitu profesional dan non-profesional. Tapi, kedua-duanya sama-sama mengantarkan pesertnya kepada praktik dan aplikasi langsung. "Mereka akan dikutsertakan dalam proyek-proyek," tuturnya.
Untuk kategori profesional, peserta tidak dikenakan biaya. Karena, operasional akan ditutupi dari proyek yang didanai perusahaan pemakai. "Inilah konsep kolaborasi," tutur Andy Zaki dari Teknopreneur yang menjadi mitra kolaborasi BIT Camp. Adapun perusahaan yang terikat komitmen kolaborasi ini antara lain Sisfo, PT Inti, dan PT Indonesia Tower.
Sertifikasi keahlian yang ditawarkan adalah Sun dan Oracle. Sementara, kurikulum pelatihan dititikberatkan pada platform Java dan pengembangannya. Layaknya pesantren, tempat pelatihan BIT Camp yang berlokasi di Bukit Pakar Timur 45 Bandung dilengkapi dengan fasilitas penginapan selain ruang belajar, ruang praktik, dan warung masyarakat informasi. Kapasitas tampung pusat pelatihan ini mencapai 50 orang.
Hadir dalam acara peluncuran BIT Camp ini antara lain Kepala Pusat Litbang SDM Departemen Komunikasidan Informatika RI Cahyana Ahmadjayadi, Komisioner Sisfo Indonesia Zen Rosdy Nur dan Koordinator BIT Camp Mugi Sugiarto.
Cahyana mengatakan, keberadaan BIT Camp akan melengkapi image Bandung sebagai kota kreatif, khususnya dalam bidang TIK. Apalagi, Bandung dikenal sebagai salah satu kota produsen SDM TIK terbaik di negeri ini. Keberadaan BIT Camp, ucapnya, diharapkan akan menyempurnakan kemampuan praktis para lulusan perguruan tinggi khususnya di bidang TIK.
"Selama ini, terjadi gap antara kualitas lulusan perguruan tinggi dengan demand dari perusahaan pencari kerja. Yang dibutuhkan oleh pasar ternyata bukan sekedar lulusan S1, S2 atau gelar akademis, melainkan yang sudah tersertifikasi Orace, Sisfo, dan sebagainya," tuturnya.
Untuk mampu bersaing merebut peluang kerja di bidang TIK, khususnya di luar negeri, mengandalkan ijazah perguruan tinggi tidak cukup.
"Kalau sekedar alumni ITB tidak cukup. Harus ada keunggulan-keunggulan lain, sertifikat keahlian dari vendor-vendor. BIT Camp ini menawarkan keunggulan-keunggulan ini," tutur alumnus ITB ini.
Nugi Sugiarto menuturkan, pelatihan di BIT Camp terbuka tidak hanya bagi para lulusan PT, melainkan juga SMA dan SMK. Pelatihan dibagidalam dua kategori yaitu profesional dan non-profesional. Tapi, kedua-duanya sama-sama mengantarkan pesertnya kepada praktik dan aplikasi langsung. "Mereka akan dikutsertakan dalam proyek-proyek," tuturnya.
Untuk kategori profesional, peserta tidak dikenakan biaya. Karena, operasional akan ditutupi dari proyek yang didanai perusahaan pemakai. "Inilah konsep kolaborasi," tutur Andy Zaki dari Teknopreneur yang menjadi mitra kolaborasi BIT Camp. Adapun perusahaan yang terikat komitmen kolaborasi ini antara lain Sisfo, PT Inti, dan PT Indonesia Tower.
Sertifikasi keahlian yang ditawarkan adalah Sun dan Oracle. Sementara, kurikulum pelatihan dititikberatkan pada platform Java dan pengembangannya. Layaknya pesantren, tempat pelatihan BIT Camp yang berlokasi di Bukit Pakar Timur 45 Bandung dilengkapi dengan fasilitas penginapan selain ruang belajar, ruang praktik, dan warung masyarakat informasi. Kapasitas tampung pusat pelatihan ini mencapai 50 orang.
Post a Comment